Silahkan lihat disini, ya ?

bisnis invest hemat dan murah

ANda Cukup GAbung, Biar nanti sistem yang bekerja untuk anda, oke klik disini

peluang usaha

Rabu, 25 Januari 2012

"Ayam"

Syahdan kata cerita kau berkokok menjelang pagi
Menuntut sang Naga ingkar janji
Dari waktu ke waktu ditunggu tak pernah kembali
Tandukmu berpindah pemilik karena kau dikibuli
Akrab dalam kehidupan sehari-hari manusia
Banyak manfaat yang dia berikan...
Ayam sayur atau ayam kampung
Dagingnya banyak dikonsumsi menyehatkan badan
Kehangatanmupun banyak dirindukan
Bila panggilanmu sudah lain makna
Sebagai wanita pemuas nafsu lelaki
Seperti itu prostitusi dan dugem mengartikan
Palsafah hidup kesederhanaan
Rajin dan sabar kini mulai ditinggalkan
Kisahmu sungguh memilukan
Lantas apalagi yang masih disisakan.....?

Minggu, 08 Januari 2012

"Bunglon"

Dasar Bunglon, begitu kita sering mendengar orang berkata, ketika mengomentari prilaku seseorang yang tidak punya pendirian kukuh atau mencla – mencle atau “plin – plan” dalam istilah lain, tergantung kemana arah angin bertiup .
Katanya, ada hampir 600 jenis binatang Dinosaurus, dari yang mulai yang berjalan dengan merayap sampai yang bisa terbang, dan Bunglon atau “Londok”  kata urang sunda, kalau dilihat dari wujud fisiknya adalah merupakan duplikasi dari jenis binatang purba tsb, yang masuk dalam klas reftilia ordo Kadal, seperti Tokek, Cecak, Biawak, Kadal,  Komodo dll.
Sepintas sesungguhnya, secara phisik tidak ada yang luar biasa dalam binatang ini, hanya, kenapa nama Bunglon ini begitu dikenal dalam kehidupan masyarakat kita, itu tentunya karena ada hal yang luar biasa dalam dirinya .
Bunglon adalah jenis binatang yang mempunyai kemampuan beradaptasi yang baik dengan lingkungannya secara cepat dan sempurna, sebagai bagian dari upaya melindungi diri dari ancaman musuh, yaitu dengan cara menyamarkan warna  kulitnya dengan keadaan sekelilingnya, bisa hijau, hitam atau agak kekuning - kuningan tergantung situasi. Daya kemampuan  menyesuaikan diri tersebut dalam ilmu bilogi disebut daya mimikri,
Karena Bunglon hidup di pepohonan, di antara dahan -dahan dan daun, maka dalam merespon ancaman yang datang tersebut Bunglon akan menyesuaikan warna kulitnya dengan warna dahan kayu atau daun tadi. Seperti juga Cecak, yang mempunyai cara sendiri dalam upaya mengelabui musuhnya, yaitu dengan cara memutuskan ekornya, yang disebut “autotomi” sehingga perhatian musuhnya akan tertuju kepada ekornya, yang selama beberapa waktu akan terus  bergerak hidup,  sehingga dia selamat, begitupun ” walangsengit ” melindungi diri dari musuh yang mengancamnya, dengan mengeluarkan bau busuk yang luar biasa, yang akan memaksa musuhnya berhenti mengejarnya, atau badak, yang suka berguling - guling di lumpur, yang tidak lain adalah untuk melindungi kulitnya dari gigitan serangga.
Sementarea “ Landak ” lain lagi, dia lebih suka menunjukan “powernya“ dengan menegakkan bulu-bulunya, dia lebih suka menunjukan bulu-bulunya yang tajam, dengan demikian musuhnya akan merasa takut untuk mendekatinya,
Tumbuh-tumbuhanpun mengenal cara melindungi dirinya walau ancaman tersebut bukan datang dari mahluk hidup lainnya, untuk menjaga keberlangsungan hidupnya tumbuh – tumbuhan itu akan beradaptasi dengan lingkungan, kondisi alam atau iklim sekitarnya, misalnya pohon mahoni, pohon kapuk (randu) atau jati, pada musim kemarau akan menggugurkan daun – daunnya, dengan demikian akan mengurangi proses penguapan air melalui daun – daun tadi sehingga mampu bertahan hidup sampai pada musim hujan berikutnya. Demikianlah cara – cara atau bentuk ‘homeostatis’ mahluk tersebut melindungi diri agar selamat dari ‘’pancabaya’’ sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Manusia, secara ilmiah bisa juga disebut binatang, dengan sebutan ‘’homosapien’ atau ‘’Ratio animal’’, yaitu binatang atau makhluk yang berpikir, karena manusia adalah makhluk paripurna, maka, tentu saja kemampuannya lebih canggih, lebih hebat dan unggul dari binatang – binatang tadi yang hanya mengandalkan faktor “instinc” belaka
Sebagai binatang atau mahkuk yang bepikir, maka manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannyapun dilakukan setelah melalui proses berpikir dengan  mempertimbangkan sisi baik buruknya, memperhitungkan unsur untung ruginya, dan itu adalah logis, manusiawi, namun daya mimikri yang dimiliki oleh Bunglon jelas adalah untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancamnya sebagai binatang in toto ”, sementara “ Manusia bunglon” , yaitu manusia yang sering berubah - ubah sikap dan pendirian, yang dalam hidup bermasyarakat  justeru mempunyai penilaian yang berbeda, lebih bersifat negatif, karena itu kurang bagus, selain tidak mencerminkan sikap satria, jantan, juga kurang bertanggungjawab pada orang lain, yang penting dirinya selamat, aman, adapun nasib orang lain itu terserah, tidak urusan. Padalahal para Bijak Bestari berujar ..” manusia dipegang karena kata - katanya, dihargai karena perbuatannya karena itu, bila kata - katanya  sudah tidak bisa dipercaya, bila perbuatannya menunjukan hal yang tidak selayaknya, maka jatuhlah martabat di mata sesamanya, namun aspek positifnya, bunglon juga termasuk binatang yang memiliki tingkat ketenangan yang tinggi dalam menyikapi datangnya bahaya, teu galideur”, “teu rurusuhan yang baru bertindak setelah benar -benar bahaya itu datang, jadi ? ya, bagaimana anda menyikapinya , yang penting jangan sampai terjadi seperti dalam lagu ”….trang – trang kolentrang si londok paeh nundutan mesat gobang kabulusan…dst “


"Bunglon"

Siapa yang tak mengenalnya ?
Binatang melata dengan keistimewaannya
Menyesuaikan diri dengan lingkungan
Adalah senjata yang menyelamatkannya
Daya adaptasinya menjadi kekaguman tersendiri
Sementara manusia sebagai mahluk berbudi
Perkataan menentukan nilainya
Bila kata-kata sudah tidak lagi bisa dipegang
Maka, manusia bunglon menjadi panggilannya
Sungguh sekarang perkataan menjadi mainan sehari-hari
Tak peduli sesuai atau bahkan bertolak belakang
Tak peduli dipahami atau kontradiksi
Yang penting bisa jadi senjata untuk berargumentasi
Lalu siapa yang akan diikuti ?
Kitapun akhirnya hanya berkata
Tidak peduli..................................

Jumat, 06 Januari 2012

"Monyet"

Charles Robert Darwin (1809 – 1882) pernah mengemukakan sebuah teori, yang kemudian dikenal dengan “Teori Evolusi” atau disebut juga “Teori Darwinisme” yang mengundang kritikan dan perdebatan yang seru, terutama di kalangan umat beragama, walaupun secara tegas ilmuwan asal Inggris itu tidak mengatakan manusia berasal dari monyet, tapi berdasarkan teorinya, bahwa semua mahluk hidup dapat maju keatas, mengalami evlusi ke bentuk yang lebih sempurna, sementara manusia dan monyet secara anatomis memiliki kemiripan, mirip yang bukan berarti sama, karena itu dapat disimpulkan manusia berasal dari kera….!
Dan, mungkin monyet yang dimaksud mempunyai kemiripan tersebut adalah jenis monyet yang tidak berekor seperti owa, gorilla, simpase dan orang utan.
Untungnya bahwa pada saat teori diintrodusir, kemajuan ilmu dan teknologi belumlah mengalami kemajuan yang menakjubkan seperti sekarang ini, sehingga hasil penelitian yang mengungkapkan potensi tingkat kecerdasan monyet, tidak bisa dijadikan alasan pembenar untuk mengkonstatir asal - usul, garis nasab manusia dan monyet.
Monyet atau kera yang sudah lazim dipertukarkan penyebutannya, dengan maksud yang sama, secara mithologis mempunyai sejarah yang panjang, seperti yang terjadi pada umat Nabi Musa, tentang kisah sekelompok manusia yang dikutuk Allah menjadi kera  karena telah melanggar pantangan, janjinya, melakukan aktivitas duniawi, dengan menangkap ikan pada hari “sabbat”, yaitu hari yang diperuntukan khusus untuk beribadah, Dalam kisah Mahabrata, monyet yang diwakili oleh Hanuman, memegang peranan penting dalam peperangan melawan pasukan Kurawa, begitupun kisah tua dari Tiongkok, tentang pengembaraan Guru suci ke Barat dalam mencari kitab pusaka, tidak bisa dipisahkan dari pengiring sekaligus pengawal setianya, Sun Goh Chong, si Kera sakti. Sementara itu, legenda “Lutung Kasarung”, kisah monumental dari tatar Parahyangan, tentang perjalanan anak Dewa yang turun ke bumi untuk mengajarkan budi pekerti dan tatacara bercocok tanam, juga dalam bantuk penyamarannya diwakili oleh monyet.
Masih banyak mithos yang hidup subur di bumi Nusantara, berkaitan dengan binatang yang bernama monyet ini, di banyak tempat bahkan masih dikeramatkan misalnya monyet - monyet yang hidup dan berada di obyek wisata Palangon, sebuah kawassan bukit yang berada di Kelurahan Babakan Kecamatan Sumber Cirebon ini, dari bihari hingga kiwari diyakini, katanya, jumlah satwa primata ini  jumlahnya tetap tidak pernah berubah hanya 99 ekor, walaupun di tempat lain keberadaan monyet ini justeru banyak diburu petani karena menjadi binatang perusak tanaman, seperti di daerah Jahim, kawasan pegunungan, yang berada di perbatasan Kabupaten Majalengka dan Ciamis, namun sekarang ada fenomena terbalik, dulu banyak orang masuk hutan untuk berburu  monyet, sekarang justeru banyak monyet “saba” kota atau turun ke kota untuk menghibur manusia, terutama anak - anak, yang dikenal dengan nama “doger monyet”
Bila anda memperhatikan antraksi monyet – monyet ini, dengan dandanan pakaian yang aneka warna, meriah bahkan tak jarang tampil menor, berjingkrak-jingkrak, kita sering jadi ingat gaya panggung artis yang kita tonton di layar kaca, atau bahkan mungkin bukan sebaliknya ?
Begitulah, dalam dunia fabelpun banyak juga kita jumpai cerita yang mengisahkan sepak terjang binatang ini, tetapi, kebanyakan dengan gambaran karakter, sifat - sifat  yang tidak terpuji, seperti sok pintar, licik, serakah dan mau menang sendiri. Gambaran miring tersebut di ungkapkan dalam peribahsa bahasa sunda, seperti ”….…Monyet kapalingan jagong…. Artinya tukang bohong di bohongi, atau tukang tipu di tipu lagi…,” atau …kawas monyet dibere kekesed .” yang mengandung pengertian amat senang diberi kesempatan untuk melaksanakan sesuatu apalagi melakukan perbuatan yang tidak baik.
Begitulah  bahasa simbolik  dari monyet untuk dijadikan renungan dan diambil manfaatnya, bahwa kita jangan seperti monyet……!





"Monyet"


Mahluk cerdik dan egois......................
Itu makna yang disimpulkan dalam perannya
Beragam cerita yang kita baca dalam fabel
Menjadi cermin manusia berakal
Tapi kebanyakan manusia tetap apatis
Beratus tahun yang lalu Teori Darwin diperkenalkan
Semua mahluk mengalami pertumbuhan maju ke atas
Bagi teori evolusi, sebutan lain menyimpulkan,
Manusia berasal dari monyet
Sungguh ajaib dan bikin sesat........!
Serupa tapi tak sama........................
Dalam kehidupan nyata
Manusia dan monyetpun dipersamakan......
Dengan dandanan pakaian dan make up yang mencolok
Monyetpun menari – nari riang jenaka jadi tontonan
Meniru gaya artis tampil di pentas layar kaca
Bagaimana menyimpulkannya ?
Serupa tapi tak sama.........
Ah, .........kita memang tidak cermat bercermin  !!!!!

Minggu, 01 Januari 2012

"Kupu-Kupu"



      

Mungkin binatang yang paling banyak di sukai oleh wanita dari sekian banyak binatang adalah kupu – kupu, ia identik dengan keindahan dan kecantikan yang notabene adalah amat dekat dengan sosok perempuan, dimanapun, siapapun dan kapanpun.
        Dengan tanpa memikirkan dari mana dia berasal dan bagaimana kupu – kupu itu menjadi tampil cantik seperti itu. Kupu – kupu tetap disukai kaum hawa, walaupun sebenarnya mereka tahu bahwa kupu – kupu berasal dari ulat, tapi kalau harus berurusan dengan ulat sungguh kaum perempuan ini akan berteriak – teriak histeris atau bahkan bisa semaput. Nampaknya, semakin menakutkan bentuk asalnya semakin cantik hasilnya, dan itu adalah kupu – kupu, yang lahir dari metamorfosis.
       Dalam ilmu biologi disebutkan bahwa kupu – kupu  termasuk binatang yang mengalami metamorfosis sempurna, artinya mengalami perubahan bentuk yang amat berbeda  dari bentuk asalnya, sementara katak dan jangkrik dikatakan mengalami metamorfosis yang tidak sempurna, artinya perubahan sebelum dan sesudah dewasa tidak mengalami banyak perbedaan.
Kupu - kupu termasuk ke dalam jenis serangga, seperti capung dan kumbang, yang berkembang biak dengan cara bertelur, lain halnya dengan misalnya telur ayam, yang baru akan menetas setelah dierami selam 3 (tiga) minggu, maka sebaliknya, telur kupu - kupu akan menetas dengan sendirinya, secara alami, untuk itu dibutuhkan temperature antara 20-26 derajat celcius, suhu hangat ini akan membantu menetaskan telur kupu-kupu secara baik. Setelah telur menetas, kemudian muncul larva, yaitu sejenis ulat, setelah beberapa waktu membentuk kepompong dan dari kepompong ini kemudian lahirlah kupu-kupu, fase atau tahapan kehidupan ini disebut dengan daur hiup. Dan semua mahluk hidup mengalaminya, termasuk manusia.
Beratus - ratus bahkan mungkin ribuan spiecis  kupu – kupu yang hidup diseluruh dunia, dan hampir semuanya memancarkan keindahan warna -  warni bulu yang cantik, serta telah menjadi inspirasi lahirnya berbagai  jenis kreasi seni mulai dari tari, lukisan biasa sampai bentuk ornamen dsb, yang semuanya identik dengan keindahan
Kupu-kupu adalah binatang yang banyak disukai perempuan karena keindahan dan kecantikannya, namun di balik itu, ia juga menyimpan keperkasaan dan ketabahan  yang luar biasa, kita bisa membuktikannya ketika terjadi musim migrasi, bukan cuma puluhan atau ribuan tapi bahkan mungkin jutaan kilometer, jarak jelajah yang telah      ditempuh kupu – kupu ini,  jutaan kupu – kupu terbang bergerombol bagaikan gelombang, susul menyusul melintasi bukit, gunung lembah, pasir dan mungkin lautan, mereka terus terbang dan terbang dan tak peduli dengan keadaan cuaca sampai mereka tiba di tempat tujuan,  yang entah dimana
Kupu-kupu, juga telah pula memberikan kontribusinya bagi kehidupan manusia sebagai salah satu binatang selain lebah dan burung, yang ikut membantu proses perkembangbiakan pada tumbuhan misalnya, pada pohon belimbing dan jeruk. Dengan demikian kupu -kupu bukan hanya mensimbolkan kecantikan, keindahan dan ketangguhan tetapi secara nyata telah memberikan manfaat pada manusia dengan jasanya tersebut
Kecantikan dan keindahan yang memancar dari kupu   – kupu bisa kita nikmati manakala sang surya membukakan matanya di siang hari, karena kupu-kupu tidak bisa terbang tanpa bantuan sinar matahari, kalau toch masih juga memaksakan diri terbang dan hinggap di banyak tempat pada malam hari, maka itulah yang dinamakan “kupu -kupu malam”, yang dengan sengaja menjajakan diri untuk “dinikmati”  oleh lelaki “hidung belang”……! 

Pengikut