Silahkan lihat disini, ya ?

bisnis invest hemat dan murah

ANda Cukup GAbung, Biar nanti sistem yang bekerja untuk anda, oke klik disini

peluang usaha

Senin, 28 November 2011

"Tikus"


Tikus ? ya setiap orang pasti mengenalnya, sekalipun banyak di antara kita yang tidak menyukainya, tetapi ia hadir di antara kita, di sawah, pun di rumah tak ada`bagian yang luput dari serbuannya.  Di sawah, dia musuh petani, karena keganasannya menyebabkan panen bisa menjadi fuso, di rumahpun begitu, tak sedikit kerugian yang ditimbulkannya, karena dengan giginya yang tajam menyebabkan barang – barang yang berharga menjadi rusak berat, makanan diembat, pakaian dan barang elektronilpun tak ketinggalan, sehinggga bisa dikatakan di mana ada manusia di sana ada tikus. Begitupun, karena tikus termasuk jenis binatang omnivora, pemakan segala, maka apa yang dimakan oleh manusia dimakan pula oleh tikus. Sebagai binatang yang hidup di tempat – tempat yang kotor terutama yang banyak sampahnya, di lorong – lorong dan di tempat gelap, got atau gudang, maka ia rentan menularkan berbagai penyakit seperti pes dan leptisirosis. Ia menjadi simbol kejorokan, kekotoran dan penyakit sebagaimana habitatnya, juga simbol keganasan binatang mengerat, yang tak segan – segan menggasak apa saja yang berada di sekitarnya, tak peduli apakah bermanfaat bagi tubuhnya atau tidak,  yang penting taringnya dapat terasah secara baik
          Tikus yang kita kenal dalam pelajaran bilologi, termasuk jenis hewan mamalia, artinya hewan yang berkembang biak dengan melahirkan dan membesarkannya dengan cara menyusui, seperti kucing, anjing, domba dll. Dibanding jenis hewan mamalia lain, tikus mempunyai kemampuan perkembang biakan yang besar, sebab dalam setahun saja, seekor tikus bisa bunting antara 6 – 8 kali, dengan rata- rata perkali kehamilan sekitar 6 – 9 ekor. Yang berarti dalam setahun bisa mencapai puluhan ekor. Bayangkan, bila ada 20 ekor saja yang menginap secara definitif di rumah kita, di pastikan kita harus memilih diantara dua opsi yang ada, yaitu kita dituntut untuk proaktif melakukan tindakan pemberantasan sesegera mungkin, yang berarti melakukan tindakan refressif, plus melakukan pembersihan sampai semua ruang dan sudut bersih,  sehingga tidak ada lagi tempat yang nyaman bagi tikus untuk bersarang, atau membuka diri untuk “berbagi” dalam segala hal baik secara sukarela atau terpaksa dan hidup berdampingan, yang berarti bersikap “toleran “.
Dalam batas tertentu, kita mungkin dibenarkan bersikap toleran terhadap tikus, sebab walaubagaimanapun juga,  tikus adalah merupakan bagian dari ekosistem yang mempunyai peran dalam penyeimbang mata rantai kehidupan kita, akan tetapi membiarkan tikus tumbuh berkembang tak terkendali, akan menjadi petaka berkepanjangan. Dan ironisnya itulah yang sering terjadi, sehinga kita sering menyaksikan ratusan bahkan ribuan ha padi musnah diganyang pasukan bermulut monyong ini. Pada`era Orba, tikus pernah ditempatkan sebagai musuh nasional yang mengundang reaksi pemberantasan secara`nasional, dan seluruh elemen masyarakat rambaterata, terlibat, ambil bagian dalam operasi ini, hasilnya, bukan ribuan tapi jutaan tikus mati dan petanipun menjadi lega, namun ketika terjadi pergeseran prioritas, dimana pertanian bukan satu - satunya basis perekonomian terpenting, dan predikat swasembada panganpun mulai ditinggalkan. Maka, tikuspun kembali mahabu alias merajalela.…!
Dan tikus  lokal, tikus yang kita kenal, dibenci,  diburu karena semata - mata karena kehadirannya yang merugikan, dianggap hama, maka “Chinchilla diburu karena nilai ekonomisnya yang tinggi.  Hewan jenis tikus yang hidup di bumi Amerika Selatan ini, tergolong hewan malam, yang mencari makanan berupa tanam- tanaman. Dengan berat tubuh mencapai 450 -900gr  dan mempunyai ukuran panjang antara 23- 38 cm, ditambah panjang ekor 7,5-25cm, Selain, katanya, dagingnya enak, juga kulitnya mahal, untuk dibikin Baju, Tas, dsb. Karena itu, setiap tahun diekspor tidak kurang dari 200.000  lembar kulit binatang ini ke luar Amerika Selatan. Beruntunglah segera timbul kesadaran untuk melindunginya dan melalui peternakan chincilla di Inglewood, daerah California, akhirnya tikus inipun terhindar dari kepunahan.
Walaupun sama – sama tikus, tetapi tikus lokal mewarisi kebencian turun temurun, secara inheren, dengan sifatnya yang suka merusak, dengan kebiasaaannya yang suka mengerat apa saja yang ada di sekitarnya. Karena itu, barangkali tidak berlebihan bila orang menganalogikan para koruptor dengan sebutan tikus, ya, tikus kantor. Dengan  kebiasannya yang suka menyunat apa saja yang menjadi milik rakyat, yang keganasannya melebihi tikus lokal, sehingga dari mulai beras (raskin), BBA, PKBM, BOS, BSM, semen, besi, pesawat terbang, kendaraan, Bank, Wisma Atlet  dsb tak luput dari sasarannya, tak peduli benar atau tidak, tak urusan apakah halal atau tidak, yang penting sikat, persis seperti tikus…..!. Karena itu patut diburu. Sementara “chinchilla” justeru sebaliknya, harus dilindungi supaya tidak musnah.
Dan sebagaimana tikus lokal, maka korupsipun hanya bisa diberantas, manakala sudah dijalin kebersamaan diantara segenap elemen masyarakat dan  pemerintah, yang memandang korupsi sebagai hama, musuh nasional, yang perlu diburu bersama-sama, untuk itu, pertama-tama perlu menghilangkan tempat yang nyaman bagi tikus, dan tempat yang kotor adalah kesukaannya, Di  sudut ruang gedung kantor Pemerintah, BUMN. Pengadilan, Kepolisian, Pajak, Perbankan, Kehutanan, Pendidikan, Kesehatan,  Gedung Dewan,Bank, Wisma Atlet dsb, banyak yang nyaman untuk bersarang tikus. Bila lingkungan tersebut sudah bersih, maka, dengan sendirinya tikuspun akan lari, “teu betaheun”, hanya saja, sudahkah kita sendiri bersih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut