Silahkan lihat disini, ya ?

bisnis invest hemat dan murah

ANda Cukup GAbung, Biar nanti sistem yang bekerja untuk anda, oke klik disini

peluang usaha

Minggu, 08 Januari 2012

"Bunglon"

Dasar Bunglon, begitu kita sering mendengar orang berkata, ketika mengomentari prilaku seseorang yang tidak punya pendirian kukuh atau mencla – mencle atau “plin – plan” dalam istilah lain, tergantung kemana arah angin bertiup .
Katanya, ada hampir 600 jenis binatang Dinosaurus, dari yang mulai yang berjalan dengan merayap sampai yang bisa terbang, dan Bunglon atau “Londok”  kata urang sunda, kalau dilihat dari wujud fisiknya adalah merupakan duplikasi dari jenis binatang purba tsb, yang masuk dalam klas reftilia ordo Kadal, seperti Tokek, Cecak, Biawak, Kadal,  Komodo dll.
Sepintas sesungguhnya, secara phisik tidak ada yang luar biasa dalam binatang ini, hanya, kenapa nama Bunglon ini begitu dikenal dalam kehidupan masyarakat kita, itu tentunya karena ada hal yang luar biasa dalam dirinya .
Bunglon adalah jenis binatang yang mempunyai kemampuan beradaptasi yang baik dengan lingkungannya secara cepat dan sempurna, sebagai bagian dari upaya melindungi diri dari ancaman musuh, yaitu dengan cara menyamarkan warna  kulitnya dengan keadaan sekelilingnya, bisa hijau, hitam atau agak kekuning - kuningan tergantung situasi. Daya kemampuan  menyesuaikan diri tersebut dalam ilmu bilogi disebut daya mimikri,
Karena Bunglon hidup di pepohonan, di antara dahan -dahan dan daun, maka dalam merespon ancaman yang datang tersebut Bunglon akan menyesuaikan warna kulitnya dengan warna dahan kayu atau daun tadi. Seperti juga Cecak, yang mempunyai cara sendiri dalam upaya mengelabui musuhnya, yaitu dengan cara memutuskan ekornya, yang disebut “autotomi” sehingga perhatian musuhnya akan tertuju kepada ekornya, yang selama beberapa waktu akan terus  bergerak hidup,  sehingga dia selamat, begitupun ” walangsengit ” melindungi diri dari musuh yang mengancamnya, dengan mengeluarkan bau busuk yang luar biasa, yang akan memaksa musuhnya berhenti mengejarnya, atau badak, yang suka berguling - guling di lumpur, yang tidak lain adalah untuk melindungi kulitnya dari gigitan serangga.
Sementarea “ Landak ” lain lagi, dia lebih suka menunjukan “powernya“ dengan menegakkan bulu-bulunya, dia lebih suka menunjukan bulu-bulunya yang tajam, dengan demikian musuhnya akan merasa takut untuk mendekatinya,
Tumbuh-tumbuhanpun mengenal cara melindungi dirinya walau ancaman tersebut bukan datang dari mahluk hidup lainnya, untuk menjaga keberlangsungan hidupnya tumbuh – tumbuhan itu akan beradaptasi dengan lingkungan, kondisi alam atau iklim sekitarnya, misalnya pohon mahoni, pohon kapuk (randu) atau jati, pada musim kemarau akan menggugurkan daun – daunnya, dengan demikian akan mengurangi proses penguapan air melalui daun – daun tadi sehingga mampu bertahan hidup sampai pada musim hujan berikutnya. Demikianlah cara – cara atau bentuk ‘homeostatis’ mahluk tersebut melindungi diri agar selamat dari ‘’pancabaya’’ sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Manusia, secara ilmiah bisa juga disebut binatang, dengan sebutan ‘’homosapien’ atau ‘’Ratio animal’’, yaitu binatang atau makhluk yang berpikir, karena manusia adalah makhluk paripurna, maka, tentu saja kemampuannya lebih canggih, lebih hebat dan unggul dari binatang – binatang tadi yang hanya mengandalkan faktor “instinc” belaka
Sebagai binatang atau mahkuk yang bepikir, maka manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannyapun dilakukan setelah melalui proses berpikir dengan  mempertimbangkan sisi baik buruknya, memperhitungkan unsur untung ruginya, dan itu adalah logis, manusiawi, namun daya mimikri yang dimiliki oleh Bunglon jelas adalah untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancamnya sebagai binatang in toto ”, sementara “ Manusia bunglon” , yaitu manusia yang sering berubah - ubah sikap dan pendirian, yang dalam hidup bermasyarakat  justeru mempunyai penilaian yang berbeda, lebih bersifat negatif, karena itu kurang bagus, selain tidak mencerminkan sikap satria, jantan, juga kurang bertanggungjawab pada orang lain, yang penting dirinya selamat, aman, adapun nasib orang lain itu terserah, tidak urusan. Padalahal para Bijak Bestari berujar ..” manusia dipegang karena kata - katanya, dihargai karena perbuatannya karena itu, bila kata - katanya  sudah tidak bisa dipercaya, bila perbuatannya menunjukan hal yang tidak selayaknya, maka jatuhlah martabat di mata sesamanya, namun aspek positifnya, bunglon juga termasuk binatang yang memiliki tingkat ketenangan yang tinggi dalam menyikapi datangnya bahaya, teu galideur”, “teu rurusuhan yang baru bertindak setelah benar -benar bahaya itu datang, jadi ? ya, bagaimana anda menyikapinya , yang penting jangan sampai terjadi seperti dalam lagu ”….trang – trang kolentrang si londok paeh nundutan mesat gobang kabulusan…dst “


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut